Senin, 22 Desember 2014

Bahas humor secara ilmiah


emang ribet deh anak psikologi yang berjiwa ilmuwan semuanya dicari tau sumber dan alasan bisa terjadinya suatu perilaku contohnya humor.


kalo kamu pingin ketawa dari bacaan ini kamu salah masuk kamar, karena kita akan membahas humor 'dari luar' bukan menikmati humornya.



awalnya bermula saat disore hari gue lagi nonton acara Stand Up Comedy Battle yang ada di tv berita itu. disana lagi ada battle antara dua komunitas stand up comedy yang saling adu skill buat penonton ketawa. komentar juri pun beragam, mulai dari yang kompor gas sampai berkata tajam "kamu seperti orang yang berusaha ngelawak dengan membawa penonton bayaran buat ketawa padahal kamu ga lucu !" anjrit, pedes banget komentar juri itu. terus ditambahin lagi "saya sangat terganggu sama penonton alay kaya gitu, bahkan saya akan kurangin nilai kamu" beuh sadis banget !. terus ada juga komen yang bilang gini, "ga selamanya menghina/ngeledek diri sendiri itu jadi lucu"

lalu timbulah pemikiran aneh (pas banget sama nama blognya) memangnya apa sih yang bikin sebuah humor itu menjadi berbeda di masing-masing kepala ? apakah humor itu memiliki standard tertentu ? dari pertanyaan ini bikin gue penasaran dan menggugah rasa ingin tau gue buat nyari tau dan memenuhi rasa ingin tau gue yang ingin tau itu. tau ?

Humor

humor ini sering banget kita temuin dan ada di sekitar kita. bisa dibilang sebagian besar manusia senang terhadap humor bahkan bisa dikatakan bahwa hampir semua wanita kalo ditanya "suka cowo yang gimana?" bisa dipastikan pasti banyak yang bilang "humoris". lalu apa sih humor itu ?

humor adalah ...

Humor menurut Kuiper (2012) adalah stimulus yang dapat memancing tawa pada seseorang, seperti lelucon, cerita lucu, kartun lucu, situasi memalukan, lelucon praktis, dan sebagiannya. Humor digambarkan sebagai salah satu stimulus yang dapat membantu seseorang untuk tertawa dan merasa bahagia (Ripoll, 2010). Seseorang yang berbahagia menunjukkan bahwa dirinya memiliki emosi yang lebih positif, hidup yang lebih lama, dan kesejahteraan hidup (Boniwell, dalam Desinta, 2011). Bahkan Jauregui (Colom, Alcover, Curto & Osuna, 2011) menegaskan bahwa tertawa adalah sebuah emosi positif, yang dilukiskan oleh perasaan subjektif dari kebahagian dan dapat dengan mudah diketahui dari ekspresi wajah.

Peneliti Rod A. Martin, mendefinisikan humor sebagai suatu penjelasan terhadap seperangkat fenomena terkait dengan mencipta, ide, situasi atau kejadian yang inkongruen (tidak sebangun dengan kejadian lazimnya). Kata humor digunakan untuk menyebut: 1. sebuah stimulus yang lucu (misalnya lelucon atau joke, film komedi, gambar komikal, dan sebagainya yang digolongkan sebagai materi humor); 2. proses kognitif yang terlibat dalam menciptakan atau mempersepsi kelucuan (berhumor atau merasakan humor); 3. emosi gembira yang terkait dengannya; dan 4. sebuah karakteristik kepribadian yang cenderung lebih menikmati inkongruensi atau kemampuan membuat lucu orang lain dan membuat mereka tertawa (biasa disebut orang humoris).

Pembagian Humor


ternyata humor itu juga ada pembagian dan jenisnya, sama seperti spesialis humor juga punya jalurnya masing-masing misalnya yang sering kita temuin itu kaya stand up comedy tentu beda dengan pantomimnya Mr. Bean dan Charlie Chaplin, beda juga dengan acara spontan uhuy ! yang dulu pernah ditayangin di tivi. Secara garis besar, humor yang biasa terjadi dalam hidup keseharian bisa dibagi dalam tiga kategori, yaitu: lelucon/joke, humor spontan dalam percakapan, dan humor aksidental atau humor tanpa niatan berhumor.

Aspek Humor

Selama ini kita hanya mengenal humor dengan sesuatu yang lucu. Inti dari pengalaman humor adalah persepsi bahwa sesuatu itu lucu (Ruch,2008). tapi apakah yang membuat itu lucu ? seperti para komika yang pernah diundang di acara talkshow terus ditanya, "bisa nggak kalo stand up tanpa persiapan ?" dan mereka sepakat bilang TIDAK BISA. itu berarti ada yang perlu disiapkan hal lucu, lalu lucu itu memang bisa dipelajari ? terus apa dong yang mereka sajikan ?

secara garis besar untuk menangkap kelucuan seseorang harus menemukan inkongruensi atau keganjilan alias ketidak wajaran. sering banget gue liat dan pelajarin dari tiap orang stand up, biasanya hal yang paling sering dilakukan itu dibuka dengan kata  "gue bingung sama ... ", atau "gue paling ga ngerti sama ..." lalu menceritakan tentang alay misalnya atau film laga indos*iar dengan naga terbangnya waktu itu materi yang dibawain sama Raditya Dika dan dia menceritakan kejanggalan yang terjadi, tentu dikemas dengan kepribadian nya yang lucu.

terus juga pernah gue liat Raditya Dika yang lagi stand up itu ngomongin tentang pacarnya yang tinggi dan dia yang pendek, dan itu lucu banget buat gue. emang deh dia top banget kalo ngelawak. kalo gue liat dari klub warkop DKI yang dulu grup lawak yang melegenda itu mereka lebih mengedepankan unsur spontanitas dan hal hal yang tidak ketebak yang tentu hal yang tidak lazim misalnya kaya di film CHIPS disaat temen yang lain dapet motor patroli gede dan mobil patroli gede tapi mereka dapet motor kecil dan ini lah salah satu punchline kelucuannya.

Perhatikan lelucon berikut :
Di ruang perpustakaan sekolah sedang terjadi diskusi yang serius antara guru dan seorang muridnya yang sangat ingin menjadi anggota LKIR.
Guru  : Apa yang dapat kamu sumbangkan untuk LKIR sekolah kita ?
Murid  : Sebuah penemuan yang saya lakukan sendiri.
Guru  : Apa itu ?
Murid  : Menggabungkan 2 jenis tumbuhan lain spesies. Dan ternyata berhasil.
Guru  : Apa 2 jenis tumbuhan itu ?
Murid  : Kelapa dan singkong.
Guru  : (Ternganga tidak percaya) Lalu apa yang terjadi dengan kedua tumbuhan itu ?
Murid  : Jadi getuk.

Lucu nggak ?, jika ya, maka anda telah menemukan inkongruensi dari lelucon itu. Inkongruensi terpenting adalah hasil perpaduan 'kelapa' dan 'singkong' yang menjadi 'getuk'. Dalam alam pikiran biasa, penggabungan itu seharusnya berupa penggabungan batang kelapa dan singkong sehingga menghasilkan tanaman baru. Tak diduga - duga, penggabungannya berupa makanan 'getuk' yang merupakan perpaduan antara umbi singkong dan buah kelapa.

dari penjabaran diatas bisa jadi humor itu bergantung pada :
1. Ketidakwajaran/inkongruensi
2. spontanitas/pengalaman
3. kesan
4. budaya

kenapa gue bilang bisa jadi, ya karena baru sedikit yang melakukan studi tentang humor dan oleh karenanya gue belum melakukan studi yang mendalam belum boleh gue bilang pasti karena gue harus S3 dulu baru boleh menciptakan teori tentunya dengan penelitian dan pengkajian yang mendalam. hehehe

Humor di masyarakat

Di masyarakat, Indonesia khususnya humor banyak digemari sebagai hiburan. banyak orang yang pingin dan seneng banget nonton standup comedy, ikut audisi ajang pencarian bakat lawak seperti API (audisi pelawak TP*I), Stand Up Comedy Indonesia (SUCI), bahkan ada yang baru yaitu Sekolah Menjadi Komedian. beberapa memang membuahkan beberapa tenggelam. seperti Sule, Rina nose, Grup bajaj, mereka jebolan dari ajang-ajang serupa.

Wacana humor selain ditujukan untuk menghibur pembaca juga sebagai wahana kritik sosial terhadap segala ketimpangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh yang diambil dari humor Gus Dur.

Contoh pertama:

Saking udah bosannya keliling dunia Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini ia mengundang presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yang punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. 

Tidak lama kemudian presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian ia berkata “Wah kita sedang berada di atas New York”

Gus Dur menjawab “Loh kok bisa tau?”

“Itu patung Liberty kepegang”

Nggak mau kalah, presiden Perancis Jacques Chirac ikut menjulurkan tangannya keluar.

“Tahu nggak kita sedang berada di kota Paris!” katanya dengan sombongnya.

“Wah kok bisa tau?”

“Itu…menara Eiffel kepegang!”, sahut preseiden Perancis tersebut.

Karena disombongin oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar dari pesawat.

“Wah…kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!!”, teriak Gus Dur.

“Lho kok bisa sih?”, tanya Clinton dan Chirac keheranan karena Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.

“Ini…..jam tangan saya ilang”

Gus Dur menyesalkan banyaknya copet dan tindakan aparat penegak hukum di daerah Tanah Abang yang dinilai tidak tegas. Dalam wacana di atas, dijelaskan Gus Dur memahami masalah menara Eiffel yang terletak di Perancis, dan patung Liberty yang terletak di Amerika, sehingga komunikasi antara penutur (Clinton dan Chirac) dan mitra tutur (Gus Dur) dapat berjalan lancar. Pada kasus selanjutnya Gus Dur sebagai penutur menjelaskan kepada mitra tuturnya (Clinton dan Chirac) tentang banyaknya oknum copet yang ada di Tanah Abang, sebuah kawasan perbelanjaan terbesar di Indonesia. Dengan kalimat jam tangan saya hilang, yang menandakan bahwa ia baru saja menjadi korban copet, namun karena mitra tutur tidak memahami konteks dari kalimat tersebut, komunikasi berjalan kurang lancar, dengan keluarnya jawaban “Lho kok bisa sih?”

Kondisi sosial dan budaya yang berbeda antara Indonesia dan Eropa menjadikan komunikasi kurang berjalan lancar. Mungkin Clinton dan Charic tidak tahu apa itu copet, bagaimana cara si copet mencuri barang-barang korbannya, dan bagaimana copet itu bisa melakukan penipuan hingga aparat penegak hukum sampai tak mengetahuinya. Perbedaan lain adalah warga asing kurang mengetahui sistem tata pasar di Indonesia atau cara warga masyarakat berbelanja. Di pasar-pasar tradisional yang besar seperti Tanah Abang, warga biasa berbelanja dengan sistem borongan, dengan langsung membawa uang tunai dalam jumlah besar, sehingga semakin menguntungkan oknum copet. Kondisi seperti ini jelas sangat berbeda dengan masyarakat Eropa, yang mengenal sistem tata kota lebih maju, dan pendidikan yang lebih baik, sehingga jarang sekali ada Mindset menjadi seorang pencopet.

Tapi diluar konteks, humor itu bersifat universal. semua orang merasakan sensasi humor pada beberapa hal seperti orang yang terjatuh tiba-tiba, atau melihat respon seseorang yang sedang kaget. ya asalkan dimengerti satu sama lain bisa jadi suatu humor yang lucu.

Humor Secara Faal/biologis

Diketahui, tertawa merupakan salah satu kemampuan manusia yang paling primitif. Menurut peneliti Jaak Panksepp, sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal Science tahun 2005, kemampuan tertawa telah lebih dulu ada pada manusia ketimbang kemampuan berbicara. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa area otak yang bertanggungjawab terhadap tertawa berada di area otak yang lebih kuno ketimbang area otak yang bertanggungjawab terhadap kemampuan berbicara. Fenomena tertawa pada berbagai jenis binatang, terutama primata seperti orangutan dan simpanse juga membuktikan bahwa tertawa bisa ada tanpa harus memiliki kemampuan berbicara. Temuan itu mengindikasikan bahwa kemampuan merasakan kelucuan melalui humor non verbal sudah lebih dulu ada ketimbang kemampuan orang bisa mengungkapkan ide dengan kata - kata. Seiring dengan perkembangan kemampuan manusia dalam berbahasa, humor pun semakin kompleks. Saat ini, mayoritas humor dilakukan oleh manusia merupakan humor verbal. humor juga bisa memancing hormon dopamin yang membuat kita bahagia loh.

Manfaat Humor

Seperti yang dijelaskan diatas kalo humor itu bisa memancing pengeluaran hormon bahagia ke otak kita sehingga kita menjadi positif dan stress pun berkurang. beberapa manfaat daru humor diantaranya :

  1. Membantu mengurangi ketegangan. Jika dilakukan secara tepat, humor bisa menurunkan tegangan saat bertengkar.
  2. Memberi sudut pandang berbeda, bisa melihat segala sesuatu tidak melulu jelek. Mengubah sudut pandang membuat Anda lebih kreatif.
  3. Mengurangi stres. Tertawa bisa menyehatkan fisik dan mental.
  4. Membantu membuka pertahanan diri saat terjadi konflik, sehingga tidak saling menyalahkan. Ketika pertahanan diri melonggar, Anda berdua bisa melihat perbedaan lebih cepat tanpa terluka.
  5. Memperbaiki mood, sehingga membuat Anda lebih toleran untuk berkompromi.
  6. Membuat Anda sekeluarga lekat. Saat tertawa bersama, Anda mendapatkan kembali perasaan sebagai sebuah keluarga utuh.
  7. Membuat interaksi sehari-hari lebih playfull dan nyaman.


gimana tuh penjabarannya tentang humor, cukup ilmiah kah ? hehehe padahal ini tulisan blog dan isinya humor pula tapi nggak ada lucunya. hahaha maklum ya ini kan tentang informasi pengetahuan, mungkin edisi humornya bisa menyusul. setelah kita tau apa itu humor dan bagaimana manfaat humor untuk diri kita baik psikologis maupun fisiologis mari kita tangkap sisi lucu dan kejanggalan di kehidupan kita, dengannya kita akan senantiasa gembira dan terus bisa menyebarkan bahagia ke lingkungan sekeliling kita.

"Orang cerdas tidak akan menganalisa humor secara ilmiah, kalau lucu, dia tertawa, kalau tidak, dia menghargai dan senyum." 
- Mario Teguh-






sumber :
http://hiburan.kompasiana.com/humor/2014/09/25/kabar-baik-buat-para-mahasiswa-peneliti-dan-peminat-studi-humor-690446.html
http://ihik3.com
http://psikologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/Jurnal_Viny-Alfiani.pdf
http://bahasa.kompasiana.com/2014/07/23/humor-dalam-kajian-pragmatik-665677.html
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/manfaat.humor.dalam.keluarga/001/007/384/1/1http://chaniagorandy.blogspot.com/2012/03/humor-psikologi.html
http://melinowsky.wordpress.com/2009/11/07/analisis-humor-dalam-antropologi-psikologi/ 

1 komentar: